Tuesday, December 04, 2012

Laporan Kimia Dasar II Reaksi Adisi Subtitusi


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1        Latar belakang
Reaksi subtitusi adalah penggantian suatu gugus atau atom dengan gugus atau atom lain. Pada reaksi subtitusi atom atau gugs atom yang terdapat dalam suatu molekul digantikan oleh atom atau gugus atom lain umumnya pada senyawa jenuh. Tetapi pada kondisi tertentu dapat juga terjadi pada senyawa tak tak jenuh.
Reaksi adishi adalah penambahan masing-masing satu gugus kepada dua atom karbon yang mempunyai ikatain rangkap sehingga menghilangkan ikatan atau rangkapnya. Pada reaksi adisi, molekul senyawa yang memiliki ikatan rangkap menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal seperti reaksi antara heksana dan iodin (I2).
Berdasarkan prinsip diatas, maka reaksi-reaksi hidrokarbon diatas banyak digunakan untuk kepentingan industri antara lain untuk memproduksi bahan-bahan kimia organik, seperti industri bahan pengawet makanan agar tidak mudah berbau tengik pada minyak cair. Contoh yaitu asitilena. Asitilena merupakan zat berupa gas, tidak berwarna, tidak berbau. Campuran gas asitiena dan oksigen digunakan untuk memperoleh suhu tinggi yang diperlukan untuk memotong dan mengelas logam.
Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat mengerti dan memahami reaksi adisi dan reaksi subtitusi dan mengetahui perubahan reagen apabila reaksi tersebut terjadi.
1.2        Tujuan percobaan
-             Mengetahui reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon
-             Mengetahui mengapa benzena tidak dapat mengalami reaksi adisi
-             Mengetahui hukum markovnikov



BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Alkana yang paling sederhana ialah metana. Semua alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2 dengan n ialah banyaknya atom karbon. Alkana dengan rantai karbon yang tidak bercabang disebut alkana normal. Setiap anggota deret ini berbeda dengan yang berada di atasnya dan yang berada di bawahnya karena adanya gugus – CH2 – (disebut gugus metuana). Sederet senyawa yang anggotanya dibangun dengan mengulangi cara yang beraturan seperti ini dinamakan deret homolog (homologous series). Anggota-anggota deret seperti ini memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa, yang berubah berangsur-angsur jika ditambahkan atom karbon pada rantai.
Pada masa awal ilmu kimia organik, setiap senyawa baru biasanya dinamai berdasarkan sumber atau penggunaannya. Misalnya limonena (dari jeruk limau),    α – pinena (dari pohon pinus).
Aturan IUPAC untuk penamaan alkana.
-          Nama umum untuk hidrokarbon jenuh asiklik ialah alkana. Akhiran –ana digunakan untuk semua hidrokarbon jenuh.
-          Alkana tanpa cabang dinamai sesuai dengan banyaknya atom karbon.
-          Untuk alkana dengan cabang, nama dasarnya ialah rantai lurus terpanjang yang terbentuk dari atom-atom karbon.
-          Gugus yang melekat pada rantai utama dinamakan substituen. Substituen jenuh yang hanya mengandung karbon dan hidrogen dinamakan gugus alkil. Gugus alkil dinamai dengan mengambil nama alkana yang mempunyai jumlah atom karbon yang sama dan mengubah akhiran –ana menjadi –il.
-          Rantai utama dinomori sehingga substituen pertama yang dijumpai di sepanjang rantai memperoleh nomor terendah. Setiap substituen kemudian diberi nama dan nomor atom karbon dilekatinya. Bila dua atau lebih gugus identik melekat pada rantai utama, digunakan awalan seperti oli, tri dan tetra. Setiap substituen harus dinamai dan dinomori meskipun dua substituen yang identik melekat pada karbon yang sama pada rantai utama.
-          Jika terdapat dua atau lebih jenis substituen, urutkan berdasarkan abjad, kecuali awalan seperti di dan tri yang tidak dianggap sewaktru pengurutan abjad.
-          Tanda baca merupakan hal penting bila menuliskan nama IUPAC. Nama IUPAC untuk hidrokarbaon ditulis sebagai satu kata. Nomor dipisahkan satu dengan lainnya dengan menggunakan tanda baca koma dan dipisahkan dengan huruf oleh tanda hubung. Tidak ada spasi di antara substituen yang dinamai terakhiran dan nama alkana induk yang mengikutinya (Harold Hart, 2003).
Alkana tidak larut dalam air. Ini karena molekul air bersifat polar, sedangkan alkana bersifat non polar (semua ikatan C – C dan C – H nyaris kovalen murni). Ikatan O – H dalam molekul air terpolarisasi dengan kuat berkat tingginya elektronegativitas oksigen.
Senyawa yang mengandung hanya karbon, hidrogen dan suatu atom halogen, dapat dibagi dalam tiga kategori: alkil halida, aru halidah (dalam mana sebuah halogen terikat pada sebuah karbon dari suatu cincin aromatik) dan hauda vinilik (dalam nama sebuah halogen terikat pada sebuah karbon berikatan rangkap).
Contoh            : Alkil Halida (Rx)      :           CH3I                (Iodometana)
              Aril Hauda (Arx)      :          

              Halida vinilik            :           CH = CHCl    

Dalam reaksi kimia, struktur bagian alku (dari) suatu alku halida berperanan. Oleh karena itu perlu diperbedakan empat tipe alku halida: metil, primer, skunder dan tersier.
Suatu metil halida ialah suatu struktur dalam nama satu hidrogen dari metana telah digantikan oleh sebuah halogen.
Metil halida CH3F (Fluorometana) CH3Cl (Klomometana). Karbon ujung sebuah alku halide ialah atom karbon yang terikat pada halogen. Suatu akil halide primer (1o)(RCH2x) mempunyai satu gugus alkil terikat pada karbon ujung. Contoh CH3 – CH2BR (erometana) (alku halide ditandai garis bawah).
Suatu alku halide sekunder (2o)(R2CHx) mempunyai dua gugus alkil yang terikat pada karbon ujung dan suatu alku tersier (3o;)(R3Cx) mempunyai tiga gugus alkil yang terikat pada karbon ujung.
Contoh alkil halide sekunder:
Atom karbon ujung suatu alkil halide mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini rentan terhadap serangan oleh anion dan spesi lain yang mempunyai sepasang electron menyendiri dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi substitusi = suatu reaksi dalam mana satu atom ion atau gugus disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, ion atau gugus lain.

Contoh:           HO + CH3CH2 – Br        ==>      CH3CH2 – OH + Br 
Dalam reaksi substitusi akil halide, halide itu disebut gugus pergi suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon, ion halide merupakan gugus pergi yang baik karena ion-ion ini merupakan basa yang sangat lemah. Basa kuat, bukat gugus pergi yang baik.
Bila suatu alkil halide diolah dengan suatu basa kuat, dapat terjadi suatu reaksi eliminasi. Dalam reaksi ini sebuah molekul kehilangan atom-atom atau ion-ion dari dalam strukturnya. Produk organic suatu reaksi eliminasi suatu alkil halide adalah suatu alkena. Dalam tipe reaksi eliminasi ini, unsur H dan x keluar dari dalam alkil halide: oleh karena itu reaksi ini juga disebut dehidrohalogenasi (awalan de – berarti minus atau hilangnya) (Ralp. J. Fessenden., 1982).
Alkena mengandung sedikitnya satu ikatan rangkap dua karbon-karbon. Alkena mempunyai rumus umum CnH2n dengan n = 2,3,… alkena yang paling sederhana C2H4, etilena, dimana kedua atom karbonnya terngridasasi Sp2 dan ikatan rangkap duanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan Pi, (Raymond Chang, 2005).
Dalam penamaan alkena terdapat beberapa aturan yaitu:
o   Akhiran –ena digunakan untuk menunjukkan ikatan rangkap karbon-karbon. Bila terdapat lebih dari satu ikatan rangkap, gunkan akhiran –diena, -triena dan sturusnya.
o   Pilihlah rantai terpanjang yang mengandung baik karbon dengan ikatan rangkap maupun ikatan rangkap tiga.
o   Nomori rantai dari ujung terdekat dengan ikatan majuemuk, sehingga atom karbon pada ikatan itu memperoleh nomor terkecil.
o   Nyatakan posisi ikatan mejemuk menggunakan atom karbon dengan nomor terendah dari ikatan tersebut.
o   Jika terdapat lebih dari satu ikatan majemuk, nomori dari ujung terdekat dengan ikatan majemuk.
Tiga reaksi lazim alkena adalah reaksi dengan hydrogen, dengan klor dan dengan suatu hydrogen halide:
Tiap reaksi adalah reaksi adiri. Dalam tiap kasus suatu pereaksi diadikan kepada alkena, tanpa terlepasnya atom-taom lain. Segera diketahui bahwa karakteristik utama senyawa tak jenuh ialah adisi pereaksi kepada ikatan-ikatan Pi.
Dalam suatu reaksi adisi suatu alkena, ikatan Pi terputus dan pasangan elektronnya digunakan untuk membentuk dua ikatan sigma baru. Dalam tiap kasus, atom karbon Sp2 direhibridasi menjadi Sp3- senyawa yang mengandung ikatan Pi biasanya berenergi lebih tinggi dari pada senyawa yang sepa dan yang mengandung hanya ikatan sigma. Oleh karena itu suatu reaksi adisi biasanya eksoterm.
Hidrogen halide mengadisi ikatan Pi alkena dan menghasilkan alkil halide. Jika sebuah alkena tak-simetris (yakni gugus-gugus yang terikat pada kedua karbon Sp2 tidak sama), akan terdapat kemungkinan diperoleh dua produk yang berlainan dari adisi Hx:
Dalam suatu adisi elektrofelik yang dapat menghasilkan dua produk, biasanya satu produk lebih melimpah dari pada produk yang lain. Dalam 1869, seorang ahli kima Rusia, Dalam adisi Hx kepada alkena tak simetris, H+ dari Hx menuju ke karbon berikatan-rangkap yang telah lebih banyak memiliki hydrogen.
Adisi HBr kepada alkena kadang-kadang berjalan mematuhi aturan Markovnikov, tetapi kadang-kadang tidak. (efek ini tak dijumpai dengan HCl atau HI)
Benzena merupakan senyawa aromatic tersederhana dan senyawa yang telah seringkali dijumpai. Banyak senyawa benzene biasa mempunyai nama diri, yakni nama yang tak perlu bersistem.
Benzena terdisubstitusi diberi nama dengan awalan orto, meta dan para dan tidak dengan nomor-nomor posisi satu sama lain dalam suatu cincin benzene: meta menandai hubungan 1,2; dan para berarti hubungan 1,4. Penggunaan orto, meta, dan para sebagai ganti nomor-nomor posisi hanya dipertahankan khusus untuk benzene terdisubstitusi (Keenan, 1986).
            Dalam senyawa hidrokarbon terdapat senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh.



BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1  Alat dan bahan
  3.1.1.   Alat-alat
                 -          Tabung reaksi
                 -          Rak tabung reaksi
                 -          Pipet teres
                 -          Botol reagen
                 -          Gelas ukur
 3.1.2.   Bahan-bahan
                 -          Benzena
                 -          Minyak goreng
                 -          I2
                 -          n-heksan
                 -          ekstrak pandan
                 -          Ekstrak mawar
                 -          Ekstrak jahe
3.2     Prosedur kerja
             3.2.1.      Benzena + I2
                -          Dimasukkan 10 tetes Benzena dalam tabung reaksi
                -          Dimasukkan 2 tetes I2
                -          Dikocok, diamati perubahan yang terjadi
            3.2.2.      N-Heksan + I2
               -          Dimasukkan 10 tetes N-Heksan dalam tabung reaksi
               -          Dimasukkan 2 tetes I2
               -          Dikocok, diamati perubahan yang terjadi
            3.2.3.      Ekstrak pandan + I2
               -          Dimasukkan 10 tetes Ekstrak pandan dalam tabung reaksi
               -          Dimasukkan 2 tetes I2
               -          Dikocok, diamati perubahan yang terjadi
            3.2.4.      Ekstrak jahe + I2
               -          Dimasukkan 10 tetes ekstrak jahe dalam tabung reaksi
               -          Dimasukkan 2 tetes I2
               -          Dikocok, diamati perubahan yang terjadi
            3.2.5.      Ekstrak mawar + I2
               -          Dimasukkan 10 tetes ekstrak mawar dalam tabung reaksi
               -          Dimasukkan 2 tetes I2
               -          Dikocok, diamati perubahan yang terjadi
             3.2.6.      Minyak goreng + I2
                -          Dimasukkan 10 tetes minyak goreng dalam tabung reaksi
                -          Dimasukkan 2 tetes I2
                -          Dikocok, diamati perubahan yang terjadi
    

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.      Hasil pengamatan
Perlakuan
Pengamatan
Benzena + I2
-    10 tetes benzena dalam tabung reaksi
-    Ditambah 2 tetes I2
-    Dikocok



N-Heksan + I2
-    10 tetes N-Heksan dalam tabung reaksi
-    Ditambah 2 tetes I2
-    Dikocok

Ekstrak pandan + I2
-    10 tetes Ekstrak pandan dalam tabung reaksi
-    Ditambah 2 tetes I2
-    Dikocok

Ekstrak mawar + I2
-    5 tetes ekstrak mawar dalam tabung reaksi
-    Ditambah 1 tetes I2
-    Dikocok

Ekstrak jahe + I2
-    5 tetes ekstrak jahe dalam tabung reaksi
-    Ditambah 1 tetes I2
-    Dikocok

Minyak goreng + I2
-    10 tetes minyak goreng dalam tabung reaksi
-    Ditambah 2 tetes I2
-    Dikocok



Larutan putih bening
Larutan terbentuk 2 fase
Larutan benzena (atas) warna merah menjadi bening agak merah muda
Larutan I2 (bawah) menjadi kuning


Larutan putih bening
Terbentuk 2 fase (fase padat dan fase cair) yang berwarna kuning muda



Larutan berwarna hijau pekat
Warna larutan menjadi hijau kecoklatan




Warna larutan merah kecoklatan
Warna larutan menjadi lebih pudar




Warna larutan kuning krem
Warna larutan menjadi kuning krem kecoklatan



Warna larutan kuning muda
Terbentuk 2 fase, fase atas (minyak goreng) berwarna kuning muda bening dan fase bawah (I2) berwarna kuning dan terdapat endapan
4.2.      Reaksi
              4.2.1.   Benzena + I2
             4.2.2.   N-Heksan + I2
             4.2.3.   Ekstrak pandan + I2
            4.2.4.   Ekstrak mawar + I
             4.2.5.   Ekstrak jahe + I2
             4.2.6.   Minyak goreng + I2

4.3.      Pembahasan
Reaksi adhisi merupakan reaksi penghilangan ikatan rangkap dari suatu senyawa karbon. Pada reaksi adhisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menyerap atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan jenuh setelah mengalami reaksi adisi akan menjadi senyawa jenuh.
Contoh : CH8 ≡ CH + H2 è CH2 = CH2
Reaksi subtitusi merupakan reaksi dimana atom atau gugus atom lain. Reaksi subtitusi umumnya terjadi pada senyawa yang jenuh (semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal) tetapi dengan kondisi tertentu dapat juga terjadi pada senyawa tak jenuh.
Aturan markovnikov menyatakan bahwa apabila sebuah senyawa Hx diadisi kesebuah senyawa alkena asimetris, maka atom hidrogen akan terikat pada atom karbon yang sebelumnya mengikat lebih banyak atom hidrogen. Pada hukum anti markovnikov, jika pada reaksi adisi bila jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka atom H akan berikatan pada atom karbon yang lebih sedikit atom H-nya.
Prinsip percobaan reaksi adisi adalah apabila suatu rantai hidrokarbon dapat menerima tambahan atomatau gugus dari atomlain tanpa melebihi angka koordinasi maksimum dari atomnya sendiri , hal tersebut akan mengakibatkan putusnya ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
Prinsip percobaan reaksi subtitusi adalah reaksi penggantian, dimana satu atom hidrogen dari gugus alkana diganti oleh atom lain.
Pada percobaan pertama dicampurkan benzena dengan Iodin (I2) dan larutan terbentuk menjadi 2 fase dan tidak ada endapan yang terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa benzena dapat bereaksi dengan Iodin. Pada fase atas (Benzena) larutan menjadi berwarna agak lembayung. Benzena merupakan senyawa yang mempunyai rantai terhubung yang sangat kokoh, sehingga sangat sulit untuk memutus ikatan rangkapnya, sehingga yang terjadi adalah reaksi subtitusi.
Pada percobaan kedua decampurkan n-heksan dengan iodin (I2) dan larutan berwarna kuning muda. Hal ini terjadi karena perbedaan kepolaran, I2 merupakan larutan polar sedangkan n-heksan merupakan larutan non polar. Reaksi yang terjadi yaitu reaksi adisi. Dimana n-heksan menyerap I2 sehingga memutus ikatan rangkapnya, dan membuatnya menjadi ikatan tunggak. Pada percobaan kali ini terbentuk fase padat, hal ini dikarnakan sebagian reagen tidak ikut bereaksi.
Pada percobaan ketiga dicampurkan ekstrak pandan dengan iodin (I2). Pada reagen ini kedua larutan tidak saling bereaksi, sehingga hanya terjadi pemudaran warna karena bertambahnya jumlah larutan.
Pada percobban keempat dicampurkan larutan ekstrak mawar dengan iodin (I2). Pada percobaan ini terjadi reaksi subtitusi, sehingga ekstrak mawar melepas oksigen dan menangkap iodin.
Pada pecobaan kelima dicampurkan ekstrak jahe dengan iodin (I2), pada reagen ini tidak terjadi reaksi apapun, sehingga hanya terjadi pemudaran warna karena penambahan jumlah larutan.
Pada percobaan keenam dicampurkan minyak goreng dengan I2 terjadi reaksi adisi . hal ini karena minyak goreng merupakan senyawa tak jenuh danikatan rangkap menyerap I2 sehingga terjadi pemutusan ikatan.
Fungsi pengocokan yaitu agar suatu larutan dapat tercampur dan bereaksi, fungsi penambahan reagen I2 untuk memutuskan ikatan rangkap pada reaksi adisi dan pengoksidasi dengan melepas H2 pad reagen yang diuji yaitu benzena, n-heksan, ekstrak mawar, ekstrak pandan ekstrak jahe dan minyak goreng.
Faktor kesalahan pada praktikum kali ini adalah reagen yang dibiarkan sudah lama dibiarkan terkena udara sehingga teroksidasi oleh udara tersebut dan menyebabkan hasil praktikum kurang maksimal.


BAB 5
PENUTUP

5.1.      Kesimpulan
   -    Reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon ialah reaksi adisi dan subtitusi
  -    Pada benzena tidak terjadi reaksi adisi karena benzena merupakan suatu senyawa yang rantainya terhubung sangat kokoh, sehingga sangat sulit untuk memutus ikatan rangkapnya.
   -    Aturan markovnikov menyatakan bahwa apabila sebuah senyawa Hx diadisi kesebuah senyawa alkena asimetris, maka atom hidrogen akan terikat pada atom karbon yang sebelumnya mengikat lebih banyak atom hidrogen. Pada hukum anti markovnikov, jika pada reaksi adisi bila jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka atom H akan berikatan pada atom karbon yang lebih sedikit atom H-nya.

5.2.      Saran
Sebaiknya juga digunakan senyawa lain seperti Br2 agar dapat dibandingkan antara I2 dan Br2.


DAFTAR PUSTAKA

Fressenden, John R. 1982. Kimia Organik Edisi ke 3 Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Keenan, W Charles. 1986. Ilmu Kimia Untuk Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta
Raymond, Chang. 2005. Kimia Dasar Konsep 2. Erlangga: Jakarta


No comments:

Post a Comment

About Me

Saya seseorang yang bercita-cita menjadi Process Engineer.
Designed By Seo Blogger Templates