Saturday, September 21, 2013

Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni

Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Populasi mikroorganisme yang ada dialam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh sekali kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam ini disekitar kita, baik itu tanah, air, maupun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni (Pelczar, 1986).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga pembiakan yang tumbuh didalam  medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).
Yang melatar belakangi dari pratikum pembuatan biakan murni ialah metode-metode pada biakan murni serta teknik dasar streak, yang dilakukan pada pratikum ini.

1.2    Tujuan

-          Mengetahui tiga cara metode-metode pada biakan murni
-          Mengetahui teknik dasar streak
-          Mengetahui berapa streak yang digunakan pada pembuatan biakan murni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Biakan Murni
Dialam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain seringkali mikroba pathogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saprobe (saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencernaan dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan pencermaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Teknik biakan murni untuk spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu :
A.                Cara pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun  1865. Lister berhasil menerima murni Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi, kalau perlu dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.
B.                 Cara penuangan
Isolasi dengan menggunakan medium cair dengan cara pengenceran, seperti dijelaskan diatas prinsip melakukan pengeceran adalah menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan suatu sel dalam satu tabung. Demikian juga dengan cara penuangan.
metode ini pertama kali dilakukan oelh Robert Koch (1843-1905). Caranya adalah dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel itu kemudian disebarkan dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
C.                 Cara penggoresan
Cara ini lebih menggunakan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.
Ada beberapa teknik penggoresan, yakni :
a.           Goresan T
-  Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar  dasar cawan petri.
Inokulasikan daerah 1 sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.
Panaskan ose dan biarkan dingin kembali.
Gores ulang daerah 1 sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan didaerah 2
Pijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali.
Prosedur diatas diulangi untuk daerah 2.
b.           Goresan kuadran, teknik ini sama dengan goresan T hanya lempengan agar dibagi menjadi 4.
c.           Goresan radian.
Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan.
Pijarkan ose dan dinginkan kembali.
-     Putar lempengan agar 90 ° dan buat goresan terputus diatas goresan sebelumnya.
Pijarkan ose.
d.          Cara sinambung.
- Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah permukaan lempengan agar.
-   Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180 ° gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar.
D.        Cara penyebaran.
Pengenceran sampel sama seperti pada cara-cara penuangan, dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengencer dan biarkan cairan mengalir keatas permukaan agar.
E.                 Cara pengucilan 1 sel.
Cara ini dengan menggunakan suatu alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak bakteri, dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain.alat semacam ini tidak mudah untuk menggunakannya. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan pada suatu micromanipulator.
F.                  Cara inokulasi pada hewan
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh didalam tubuh seekor hewan. Misalnya, kita ambil bahan pemeriksaan berupa dahak (sputum) dari seseorang yang disangka memderita TBC, bila dahak disuntikkan kedalam tubuh tikus putih, maka sproba akan ikut serta, tetapi tidak dapat bertahan hidup. Sehingga kemudian hanya kita dapatkan kuman TBC saja. Biakan murni Pneumococcus dapat diperoleh dengan cara demikian juga (Waluyo, 2007).
Metode pembiakkan
Dua masalah akan dibicarakan pemilihan medium yang sesuai dan isolasi organism bakteri secara murni.
Teknik yang digunakan dan tipe medium yang dipilih tergantung pada sifat penelitian. Pada umumnya tiga situasi dapat ditemukan.
a)                  Menumbuhkan sel spesies tertentu, mikroorganisme yang teramati secara mikroskopik dan yang tumbuh dalam lingkungan alami dapat terbentuk sangat sukar untuk tumbuh secara murni pada medium buatan, contohnya, bentuk parasit terbentuk tidak pernah dapat dibiakkan diluar inangnya.
b)                  Pemeriksaan mikrobiologi bahan-bahan alami : bahan alami tertentu mengandung berbagai lingkungan mikro yang berbeda, masing-masing menyediakan tempat untuk spesies yang berbeda. Penanaman sebuah contoh bahan kelompok terseleksi memproduksi koloni-koloni tetapi menyebabkan banyak tipe lainnya terlupakan
c)                  Isolasi tipe tertentu mikroorganisme. Sedikit contoh tanah, jika ditanam dengan tepat, akan menghasilkan tipe organism yang berbeda untuk tiap lingkungan mikro yang ada.
Medium cair digunakan untuk membiarkan adanya persaingan dan seleksi optimal meskipun tipe yang diinginkan hanya beberapa sel saja diantara populasi yang jutaan. Keuntungan dapat diperoleh dari encrichment alami. Sebagai contoh pada pencarian kerosene oxiditers, tanah berminyak dipilih, karena sudah menjadi lingkungan enrichment untuk bentuk demikian.
Isolasi mikroorganisme secara biakan murni. Untuk mempelajari sifat-sifat suatu organisme adalah penting untuk mempelajarinya dari biakan murni yang bebas dari semua tipe organisme lain. Untuk melakukan ini, sel tunggal harus diisolasi dari seluruh sel lainnya dengan cara sedemikian rupa sehingga progeny yang terkumpul juga masih terpisah. Beberapa metode yang ada adalah :
a)   Penanaman pada agar (platting) : tidak seperti sel-sel dalam medium cair sel-sel dalam atau pada medium sel dibuat menetap oleh karenanya, jika cukup sedikit sel diletakkan dalam atau pada medium sel tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Bahan gas ideal untuk kebanyakkan media mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang diekstrak dari alga merah tertentu.
b)   Pengenceran : metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran suspensi diencerkan seri dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar. Jika hanya sedikit contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan pertumbuhan, diperkirakan bahwa beberapa biakan tadi dimulai dari sel tunggan (Brooks, 2001).
Pembiakan dan pertumbuhan bakteri.
Pembiakan atau reproduksi.
Pada umumnya bakteri hanya mengenai satu macam pembiakan saja, yaitu pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat. Jika faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan diri atau division. Pembelahan diri dapat dibagi atas 3 fase yaitu :
a.    Fase pertama, diantara sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada arah memanjang.
b.   Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang ini tidak selalu merupakan penyekat yang sempurna, ditengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang kecil, dimana protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung. Hubungan-hubungan protoplasma itu disebut plasmadesmida.
c.    Fase terakhir ialah berpisah, yaitu yang satu terlepas sama sekali daripada yang lain. Setelah dinding melintang menyekat secara sempurna. Bakteri yang semacam ini merupakan koloni yang merata, jika dipiara pada medium padat. Sebaliknya, bakteri-bakteri yang dindingnya lebih kokoh itu tetap bergandeng-gandengan setelah pembelahan bakteri macam ini merupakan koloni yang kasar permukaannya(Dwidjoseputro, 1998).
Kalau kita pertama kali mengadakan piaraan biasanya yang kita peroleh itu suatu piaraan campuran, missal kita ambil bahan (sampel) dari udara, dari tanah, dari kotoran, kalau bahan itu kita sebarkan pada medium steeril, akan tumbuhlah beraneka koloni yang masing-masing mempunyai sifat-sifat khas. Jika kata menggambil bahan dari salah satu koloni tersebut, kemudian bahan itu kita akan tumbuh menjadi koloni yang murni asalkan pekerjaan pemindahan itu dilakukan dengan cermat menuntut teknik aseptic, yaitu menggunakan alat-alat yang steril dan aturan-aturan laboratorium tertentu. Piaraan kita peroleh dan sifatnya murni (Dwidjoseputro, 1998).

BAB III METODOLOGI KERJA

3.1         Waktu dan Tempat

Pratikum Pembuatan Biakkan Murni dilaksanakan pada hari : rabu, tanggal : 30 maret 2011, pukul : 10.00-12.00 wita, dan dilanjutkan pada hari : jumat, tanggal : 1 april 2011, pukul 15.00-16.00, di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2         Alat dan Bahan

3.1         Alat – alat
-       Jarum ose
-       Petridish
-       Tabung reaksi
-       Rak tabung reaksi
-       Hockey stick
-       Lampu bunsen
-       Laminar air flow cabinet
-       Beaker glass
-       Alat vortex
-       Gelas kimia
-       Inkubator
-       Autoclave

3.2         Bahan-bahan

-       Media NA, biakan murni
-       Media PDA, biakan murni
-       Alcohol 70 %
-       Tissue
-       Kertas label
-       Kapas
-       Aquadesh
-       Aluminium foil

3.3         Cara Kerja

3.3.1   Metode Cawan Gores pada NA (Nutrient Agar)
1.      Sebelum melaksanakan pratikum didalam laminar air flow cabinet terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan menggunakan alkohol 70 %.
2.      Disiapkan 2 petridish untuk media NA.
3.      Dibuat metode cawan gores untuk media NA.
4.      Diambil media NA yang sudah ditumbuhi bakteri kemudian dipanaskan dilampu Bunsen dengan menggunakan jarum ose, jarum osepun dipanaskan dilampu Bunsen.
5.      Kemudian digoreskan didalam petridish yang akan dinokulasikan dengan menggunakan jarum ose, untuk cawan petridish yang pertama, diberi tanda dengan kertas label.
6.      Percobaan untuk cawan media na kedua sama dengan cara diatas dan diulang.
7.      Diinkubasi selama 24-48 jam.
3.3.2   Metode Cawan Totol Pada PDA (Potato Dextrose Agar).
1.      Sebelum melaksanakan pratikum didalam laminar air terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan menggunakan alkohol 70 %.
2.      Disiapkan 2 petridish untuk media PDA.
3.      Dibuat metode cawan totol, untuk media PDA.
4.      Diambil media PDA yang sudah ditumbuhi jamur kemudian dipanaskan dilampu Bunsen dengan menggunakan jarum ose, jarum osepun dipanaskan dilampu Bunsen.
5.      Kemudian ditotolkan didalam petridish yang akan diinokulasikan, dengan menggunakan jarum ose untuk cawan petridish pertama, diberi tanda, dengan kertas label.
6.      Percobaan untuk cawan totol, media pda kedua sama dengan cara diatas dan diulang.
7.      Diinkubasi selama 24-48 jam.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1         Hasil Pengamatan

4.1.1. Tabel hasil pengamatan Pembuatan Biakan Murni.
Media NA
Keterangan
Spesies 1





Spesies 2



-          Tumbuh bakteri berwarna cream.




-          Tidak tumbuh bakteri yang diinokulasi hanya tumbuh bakteri pengkontaminasi saja.
Media PDA
keterangan

Spesies 1




Spesies 2




-          Tumbuh jamur berwarna putih, berhifa dan berspora.


-          Belum terjadi pertumbuhan jamur.

4.2         Pembahasan.

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni dalam pemindahan bakteri dari medium lama kemedium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril, hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh didalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).
Pada percobaan biakan murni terdapat empat spesies, dari dua spesies terdapat dari media NA, dan dua lainnya dari media PDA, dan pada media NA, terdiri dari dua spesies, spesies satu pertumbuhan biakan murni yang didapatkan sangat sempurna, karena tumbuh bakteri pengkontaminasi saja. Karena pada saat inokulasi, pratikan sangan menekan pada metode cawan gores tersebut. Pada percobaan pertama menggunakan metode cawan gores,dan pada percobaan kedua menggunakan metode cawan totol. Pada media PDA, dan terdapat dua spesies. Pada spesies pertama ditumbuhi jamur berwarna putih, berhifa dan berspora, dan kegagalan terdapat spesies kedua, karena belum terjadi pertumbuhan jamur.
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu, namun itu untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan (Lay, 1994).
Faktor kesalahan pada pertumbuhan biakan murni ini ialah pada saat penggoresan atau metode streak pada NA, diusahakan tidak terlalu menekan media agar ketika inokulasi supaya tidak terjadi kegagalan atau akan menyebabkan robeknya media, dan juga pada saat inokulasi terjadi diusahakan petridish selalu didekatkan dengan lampu Bunsen supaya tidak terjadi kontaminasi.
Metode totol pada media PDA. Cara ini dengan menggunakan suatu saat alat yang dapat memungut satu sel saja pada media PDA, dengan tanpa ikutnya jamur yang lainnya,metode totol pada PDA ini hanya mengambil sebagian atasnya saja dan tidak diikut sertakan yang lainnya, untuk membuat media, koloni baru lagi (Dwidjoseputro, 2007).
Biakan murni, dialam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain, seringkali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saprobe (saprobakteri). Dalam biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme (Dwidjoseputro, 2007).
Manfaat biakan murni, tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Terdapat dari beberapa teknik biakan murni yaitu : dari penuangan yaitu, menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan suatu sel dalam satu tabung. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah (Waluyo, 2007).
Keunggulan dari metode cawan gores adalah dari metode cawan gores mempunyai keunggulan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakkan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan(Lay, 1994).
Prinsip biakan murni ialah biakan murni yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Medium ini dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi yang diperlukan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof medium dilengkapi dengan air molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil lebih agar bakteri yang tumbuh, alat dan bahan yang lebih agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu (Dwidjoseputro, 1998).

BAB V PENUTUP

5.1         Kesimpulan.

         Dari pratikum pembuatan biakan murni, ini dapat disimpulkan :
-       Tiga cara metode pada biakan murni
-          Metode cawan tuang (pour plate),
-          Metode cawan sebar (spead plate),
-          Metode cawan gores (streak plate).
-       Teknik dasar streak menggunakan loop ose, digoreskan yang tipis dan halus, supaya menghasilkan medium yang bagus, baik, serta bentuk koloninya.
-       Jumlah streak plate (cawan gores) ada tiga langkah. Pertama streak berjumlah 5 dengan meletakkan dikiri atas, streak kedua 7 streak dengan meletakkan dikanan atas, dan terakhir atau ketiga streak terdapat 9 streak terletak dibawah dan ujung streak tidak boleh tersentuh dengan streak yang lain.

5.2  Saran.

         Pada pembuatan biakan murni, pratikan harus lebih teliti dalam melakukan kedua metode ini (metode cawan gores dan metode totol) karena jika tidak hati-hati hasil goresan yang akan didapat tidak maksimal atau seperti tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, Geo. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba media : Surabaya.
Dwidjoseputro, Dr, D. 1998. Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.


No comments:

Post a Comment

About Me

Saya seseorang yang bercita-cita menjadi Process Engineer.
Designed By Seo Blogger Templates