Thursday, November 08, 2012

Laporan Kimia Dasar I Kromatografi


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran, sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat.
Dalam penggolongan kromatografi yang didasarkan pada teknik yang digunakan, terdapat kromatografi kertas. Kromatografi kertas merupakan bagian khusus dari kromatografi cairan-cairan di mana cairan stasionernya merupakan lapisan pelarut yang terabsorpsi pada kertas. Keuntungan dari metode ini adalah kesederhanaannya, karena pekerjaan yang perlu dilakukan adalah menitikkan sampel di dekat tepian kertas, lalu mencelupkan ujung kertas tersebut ke dalam  pelarut elusi. Dengan pereaksi yang sensitif, metode ini sesuai untuk memisahkan dan mengidentifikasi senyawaan dalam campuran yang tidak kompleks.
Percobaan kromatografi ini bertujuan untuk memisahkan zat terlarut dari campurannya berdasarkan perbedaan kelarutannya. Di percobaan ini kita menggunakan kertas saring, karena kromatografi kertas merupakan teknik kromatografi yang paling sederhana dibandingkan teknik-teknik kromatografi lainnya. Pada prinsipnya, komponen dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan dengan Rf yang beragam. Oleh karena itu, percobaan ini sangat penting untuk dilakukan.


1.2.   Tujuan Percobaan
-          Mengetahui harga Rf dari masing-masing noda
-          Mengetahui penggolongan kromatografi
-          Mengetahui prinsip percobaan kromatografi kertas



BAB 2
TIJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berda pada larutan atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam system yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satunya bergerak sacara berkesinambungan dalam arah tertentu dan dan di dalamnya zat-zat itu menunjukan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan adsorbs, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul, atau kerapatan muatan ion, dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat di identifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik.
Dalam teknik kromatografi, sampel yang merupakan campuran dari berbagai macam komponen ditempatkan dalam situasi dinamis, dalam system yang terdiri dari fase dian dan fase bergerak. Semua pemisahan pada kromatografi tergantung pada gerkan relative dari masing-masing komponen di antara dua fase tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan (terhambat) lebih lemah oleh fase diam akan bergerak lebih cepat daripada komponen yang tertahan lebih kuat. Perbedaan gerakan (mobilitas) antara komponen yang satu dengan yang lainnya disebabkan oleh perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan atau penguapan dia antara kedua fase. Jika perbedaan-perbadaan ini cukup besar, maka akan terjadi pemisahn secara sempurna. Oleh karena itu dalam kromatografi, pemilihan terhadap fase bergerak maupun fase diam perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen bisa bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda agar dapat terjadi pemisahan.  
Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam system dimana komponen –komponen dalam cuplikan ditahan secara selektif oleh fase diam.
        Kromtografi dapat di golongkan dapat digolonglkan berdasrkan fase yang terlibat antar lain;
a.          Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya  berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert
b.         Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang dapat menyerap/mengadsorpsi.
c.           Kromatografi cai-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert.
d.         Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa gas sedangkan fase diamnya berupa padat an yang amorf yang dapat menyerap.
Kromatografi juga dapat didasarkan atas prinsipnya, misalnya kromatografi partisi (partition chromatography) dan kromatografi serapan (adsorption chromatography).
Fase Bergerak
Fase Diam
Prinsip
Teknik Kerja
Gas
Padat
Adsorpsi
Kromotografi gas-padat
Cair
Padat
Adsorpsi, Partisi
Kromatografi kolom, KLT, kromatografi kertas
Cair
Cair
Partisi
Kromatografi kolom, KLT, kromatografi kertas
Gas
Cair
Partisi
Kromatografi gas-cair

        Sedangkan menurut teknik kerja yang digunakan, misalnya kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kertas dan kromatografi gas.
1.         Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan
       Kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi denag suatu kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair. Ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan diameter kolom sekitar 8:1, sedangkan jumlah penyerapannya adalah 25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Meskipuntersedia berbagai macam kolom dari bahan gelas, namun kadang-kadang buret juga dapat digunakan.
       Untuk menahan penyerap (adsorben) di dalam kolom dapat digunakan adsorber anorganik seperti alumina, bauksit, magnesium, silikat, silica gel, dan tanah diatomae. Sedangkan adsorben organic seperti, arang gula, karbon aktif paling sering digunakan.
       Teknik ini banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organic dan kontituen-konstituen yang sukar menguap. Sedangkan pemisahan untuk jenis logam-logam atau senyawa anorganik jarang dipakai. Pemisahan kromatografi kolom adsorbs didasarkan pada adsorbsi komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap permukaan fase diam. Kromatografi kolom adsorbs termasuk dalam pemisahan cair-padat substrat padat (adsorben) bertindak sebgai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fase cair. Fase bergeranya adalah cairan (pelarut) yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom. Pemisahan tergantung pada kesetimbangan yang terbebtuk antar bidang antar muka diantara butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relative komponen pada fase bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi kompetisi untuk teradsorbsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan proses dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa saat dipermukaan adsorben dan masuk kembali pada fase bergerak. Pada saat teradsorbsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fase bergerak yang ditambahkan secara continue akibatnya hanya  komponen yang mempunyai afinitas lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif tertahan. Komponen dengan afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat mengikuti aliran pelarut. Pada kromatografi adsorbsi, besarnya koefisien distribusi sama dengan konsentrasi zat terlarut pada fase teradsorbsi dibagi konsentrasinya pada fase larutan. Untuk memisahkan campuran, kolom yang dipilih sesuai ukuran diisi dengan bahan penyerap (adsorben) seperti alumina pada keadaan kering atau dibuat seperti bubur dengan pelarut. Pengisian harus dilakukan secara hati-hati dan sepadat mungkin agar rata sehingga terhindar dari gelembung-gelembung udara. Untuk membantu homogenitas pengepakkan, biasanya kolom setelah diisi divibrasi diketok-ketok atau di jatuhkan lemah pada pelat kayu. Untuk senyawa berwarna pemisahanya muda diamati. Sedangkan kebanyakan senyawa organic tidak barwarna, maka salah satu cara yang umum digunakan dalam pemantauan adalah dengan menambah pereaksi kimia tertentu seperti fosfor anorganik kedalam bahan penyerap. Bila bahan tersebut disinari dengan ultraviolet akan berpender (flourensensi)  sehingga pemisahanya mudah diikuti.     
2.         Kromatografi Kertas
       Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin (1994), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bla air diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berpran sebgai penyngga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas.
       Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organic dan air, akan mengalir menbawa noda cuplikan yang di depositkan pada kertas dengan kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen diantara fase diam dan fase bergeraknya.
       Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisi kulitatif maupuk kuntitatuf. Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebnyakan bersifat sangat polar, misalnya asam-amino, gula-gula, dan pigmen-pigmen alam. Terdapat tiga metode pengembangan pada kromatografi kertas, yaitu:
a.        Metode Penaikan (Ascending)
        Kertas digantung sedemikian rupa sehingga bagian bawah kerta tercelup pada pelarut yang terletak didasar bejana. Noda harus diusahakan tidak sampai tercelup karena dapat larut dalam pelarut. Pelarut akan naik melalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler menggerakkan komponen dengan jarak yang berbeda-beda.
b.        Metode Penurunan (Descending)
        Kertas digantung dalam bejana dengan ujung dimana aliran mulai bergerak dicelupkan dalam palung kaca yang berisi pelarut. Pelarut bergerak turun membawa komponen melalui gaya kapiler dan gaya gravitasi. 
c.        Metode mendatar (Radial)
Matode ini sangat berbada dari sebelumnya. Biasanya kertas dibentuk bulat yang tengahnya diberi sumbu dari benang atau gulungan kertas. Noda ditempatkan pada pusat kertas kemudian pelarut akan naik melalui sumbu sehingga membasahi kertas untuk kemudian mengembang melingkar membawa komponen yang dipisahkan.
Bila permukaan pelarut telah mengembang atau bergerak pada batas tertentu, maka kertas dikelurkan dari bajana dan batas kertas pelarut diberi tanda lalu dikeringkan. Jika senyawa yang akan dipisahkan berwarna akan Nampak seperti noda-noda yang terpisah. Tetapi jika komponen zat tidak berwarna(umumya senyawa organic) maka dapat dideteksi dengan cara fisika atau kimia .
Pada cara fisika noda komponen disinari lampu ultraviolet dengan panjang gelombang 254-370 nm yang akan memberikan flourensensi. Secara kimia noda akan disemprot dengan pereaksi tertentu, sehingga memberikan warna spesifik. Biasanya untuk mendeteksi asam-asam smino digunakan pereaksi ninhidrin 0,1% dalam butanol. Warna akan Nampak merah-ungu sekitar 4 menit setelah dipanaskan 100 .
     Setelah letak noda komponen diketahui dan diberi tanda batas, harga Rf (Retardation factor) dapat dihitung. Factor retardasi (Rf) adalah parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatografi dan pada kondisi tetap marupakan besaran karakteristik dan reproduksibel.


Nilai Rf bersifat karakteristik dan menunjukkan identitas masing-masing komponen. Komponen yang paling mudah larut dalam pelarut harganya akan mendekati satu. Sedangkn komponen yang kelarutannya rendah akan mempunyai Rf hampir nol. Harga Rf di pengaruhi oleh beberapa factor seperti suhu, waktu pengembangan, pelarut, kertas, sifat campuran, penjenuhan dan ukuran bejana.
       Nilai Rf dapat digunakan untuk identifikasi kulitatif dari senyawa yang tidak diketahui dengan membandingkan dengan senyawa standar. Bila harga Rf sama, berarti kedua senyawa tersebut identik. Sedangkan untuk analisa kuantitatif, komponen-komponen yang terpisah dapat dipotong-potong kemudian dilarutkan secara terpisah dalam pelarut yang sesuai untuk ditetapkan kadarnya dengan metode lain misalnya spektrofotomentri.
3.         Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
       Pemisahan KLT dikembangkan oleh Isamailoff dan Schraiber pada tahun 1983. Tekniknya menggunakan penyokong fase diam berupa lapisan tipis seperti lempeng kaca, aluminium atau plat inert. 
       Adsorben yang digunakan biasanya terdiri dari silica gel atau alumina dapat langsung dicampur dengan bahan perekat misalnya kalsium sulfat untuk disalutkan (dilapiskan) pada plat. Sekarang telah tersedia dipasaran berbagai lapisan tipis pada plat kaca, lembaran aluminium atau lembaran sintetik yang langsung dapat dipakai. Pada pemisahannya fase bergerak akan membawa komponen campuran sepanjang fase diam pada plat sehingga terbentuk kromatogram. Pemisahan yang terjadi berdasarkan adsorbsi dan partisi.
       Teknik kerja KLT prinsipnyan hampir sama dengan kromatografi kertas. Pengembangan umumnya dilakukan dengan cara menarik plat dimana dicelupkan kedalam pelarut pengembang. Dibandingkan dengan kromatografi kertas, KLT mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1.      Waktu pemisahan lebih cepat
2.      Sensitive, artinya meskipun jumlah cuplikan sedikit masih dapat dideteksi.
3.      Daya resolusinya tinggi, sehingga pemisahnnya lebih sempurna.
Penentu harga Rf pada KLT sama dengan kromatografi kertas. Harga Rf dapat digunakan identifikasi kualitatif. Aplikasi KLT sangat luas termasuk dalam bidang organic maupun anorganik. Kebanyakan senyawa yang dapat dipisahkan bersifat hidrofon seperti lipida. Lipida dan hidrikarbon dimana sukar bila dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga penting untuk pemeriksaan identitas dan kemurnian senyawa obat, kosmetik, tinta, formulasi pewarna, dan bahan makanan.   
4.         Kromatografi Gas
       Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stasiner dapat berupa cairan (gas-cair) atau padatan ( gas-padat). Umumnya untuk kromatogtafi gas-padat sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon kereaktifan, alumina tereaktifasi, silica gel atau saringan molecular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang panjang (2-10m) dan tipis. Fase mibel adalah gas semacam hydrogen, nitrogen, argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik rendah seperti oksigen, karbon monoksida, dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.
       Metode ini khusunya sangat baik untuk analisa senyawa organic yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisa minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini. Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disaranka untuk mencoba fase cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Metode yang dipilih akan bergantung apakah tujuannya analitik atau preparative. Keuntungan utama kromatografi gas adalah waktu analisa yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.


BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.   Alat dan Bahan
3.1.1.     Alat - Alat
-          Gelas Kimia 100 ml
-          Kertas Saring
-          Penggaris
-          Pensil
-          Gunting
-          Lidi
-          Oven
3.1.2.     Bahan - Bahan
-          Tinta Hitam
-          Tinta Biru
-          Tinta Merah
-          Ekstrak Mawar
-          Ekstrak Pandan
-          N- Heksan
-          Akuades
-          Alkohol 95 %
3.2.   Prosedur Percobaan 
3.2.1.     Dalam pelarut akuades
-          Dipotong kertas saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 6 cm
-          Diberi tanda batas pada bagian atas dan bawah 1 cm
-          Diberi noda tinta dan ekstrak pada kertas saring
-          Dimasukkan dan digantung dalam gelas kimia yang berisi 10ml pelarut akudes
-          Ditunggu hingga peratunya tidak dapat naik 
-          Diukur jarak pelarut
-          Dikeringkan kertas saring dengan menggunakan oven
-          Diukur jarak ekstrak dan tinta
-          Dihitung harga Rf ekstrak dan tinta
3.2.2.     Dalam pelarut alcohol
-          Dipotong kertas saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 6 cm
-          Diberi tanda batas pada bagian atas dan bawah 1 cm
-          Diberi noda tinta dan ekstrak pada kertas saring
-          Dimasukkan dan digantung dalam gelas kimia yang berisi 10ml pelarut alkohol
-          Ditunggu hingga peratunya tidak dapat naik 
-          Diukur jarak pelarut
-          Dikeringkan kertas saring dengan menggunakan oven
-          Diukur jarak ekstrak dan tinta
-          Dihitung harga Rf ekstrak dan tinta
3.2.3.     Dalam pelarut N-Heksan
-          Dipotong kertas saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 6 cm
-          Diberi tanda batas pada bagian atas dan bawah 1 cm
-          Diberi noda tinta dan ekstrak pada kertas saring
-          Dimasukkan dan digantung dalam gelas kimia yang berisi 10ml pelarut n-heksan
-          Ditunggu hingga peratunya tidak dapat naik 
-          Diukur jarak pelarut
-          Dikeringkan kertas saring dengan menggunakan oven
-          Diukur jarak ekstrak dan tinta
-          Dihitung harga Rf ekstrak dan tinta

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.   Hasil Pengamatan
No.
Pelarut
Noda
Jarak noda
Jarak Pelarut
Rf
1
Alkohol
TintaMerah
Tinta Biru
Tinta Hitam
Ekstrak Mawar
Ekstrak Pandan
5,4
6
6
1,7
4,65
6
6
6
5
5
0,9
1
1
0,34
0,93
2
N- Heksan
TintaMerah
Tinta Biru
Tinta Hitam
Ekstrak Mawar
Ekstrak Pandan
0
0
0
0
1,3
56,7
5,7
5,7
5,7
5,7
0
0
0
0
0,23
3
Akuades
TintaMerah
Tinta Biru
Tinta Hitam
Ekstrak Mawar
Ekstrak Pandan
10
10
10
10
0
10
10
10
10
10
1
1
1
1
0

4.2.   Perhitungan
        

4.3.   Pembahasan
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen yang berada pada larutan atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam system yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satunya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tetentu dan didalamya zat – zat itu menunjukkan perbedaan moblitas yang disebabkan dengan adanya perbedaan dalam adsorbs, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Sehingga masing - masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode.
Pada dasarnya, teknik kromtografi ini membutuhkan zat terlarut terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya diam (Fase diam), yang lainnya bergerak (fase gerak). Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya. Umumnya zat terlarut dibawa melawati media pemisahan oleh cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap atau dapat bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi, fase diam dan fase gerak. Molekul yang terlarut dalam fase garak akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yamg memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe dapat dipisahkan berdasarkan gerakan pada kolom.
        Kromatografi memiliki bebagai jenis tipe klasifikasi, salah satunya penggolongan kromatografi berdasrkan fase yang terlibat antar lain;
a.  Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya  berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert
b.  Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan yang dapat menyerap/mengadsorpsi.
c.  Kromatografi cai-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert.
d. Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa gas sedangkan fase diamnya berupa padat an yang amorf yang dapat menyerap
Selain itu ada juga penggolongan kromatografi berdasrkan pada teknik yang digunakan dapat dogolngkan menjadi :
a. Kromatografi Kolom
        Apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama dengan fase gerak melalui sebuah kolom kemudian setiap komponen terpisahkan berupa zona – zona pita.
b.Kromatografi Planar ( Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kertas)
       Apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak melalui sebuah bidang datar.
Kromatografi memiliki beberapa prinsp kerja antara lain;
1.      Adsorbsi
        Pada kromatografi yang menggunakan prinsip adsorbs. Adanya interaksi antara sampel dengan fase diam, dimana solute (noda) akan berikatab dengan sisi polar permukaan adsorben.
2.      Partisi
        Partisi adalah proses yang analog dengan ekstraksi pelarut. Solute ( noda) akan terdistribusi antara fase diam dan fase gerak sesuia dengan kekuatan relative diantaranya.
3.      Like dissolves like
        Merupakan prinsip yang menyatakan bahwa suatu larutan yang sejenis akan dapat saling melarutkan misalnya memiliki kesamaan polar. Jika antara pelarut dan noda memiliki persamaan polar maka noda akan dapat lebih mudah bergerak pada fase diamnya.
4.      Pertukaran ion
        Proses dimana solute (noda) ion adalah fase gerak dapat bertukat dengan ion-ion yang bermuatan yang sama terikat secara kimiawi pada fase diam. 
5.      Ukuran molekul
        Dengan adanya perbedaan ukuran molekul maka akan mempengaruhi kecapatan dan jarak noda tersebut.
        Pada percobaan kali ini kami menggunakan 5 sampel yaitu tinta merah, tinta biru, tinta hitam, ekstrak mawar, dan ekstrak pandan. Selain itu terdapat 3 jenis pelarut antara lain : akuades (polar), alcohol (semipolar), dan n heksan (nonpolar). Setelah mengikuti prosedur percobaan yang ada, terlihat jenis perbedaan jarak antara noda yang ada dalam pelarut alcohol harga Rf tinta hampir sama semua yaitu 1. Sedangkan harga Rf ekstrak mawar dan pandan masing – masing adalah 0,34 dan 0,93. Dalam pelaru n-heksan harga Rf untuk semua tinta dan ekstrak mawar adalah nol. Sedangkan ekstrak pandan Rfnya adalah 0,23. Dan yang terakhir dalam pelarut akuades harga Rf untuk semua tintan dan ekstrak mawar adalah 1 dan Rfnya ekstrak pandan adalah nol. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa tinta dan ekstrak mawar bersifat polar karena pada saat menggunkana pelarut akuades yang juga bersifat polar tinta dan ekstrak mawar jaraknya sangat jauh. Sedangkan pada pelarut alcohol yang bersifat semipolar dan n – heksan bersifat non polar kenaikan jarak tinta dan ekstrak mawar tidak begitu jauh. Sedangkan ekstrak pandan non polar karena pada pelarut alcohol (semipolar) dan n-heksan (nonpolar) ekstrak mengalami kenaikan migrasi. Prinsip ini disebut like dissolves like atau kemampuan pelarut dan laruta saling melarutkan karena komponennya yang sama.
        Kromatografi memberikan bantuan bagi kita dalam kemajuan dalam ilmu pengetahuan sehari – hari dn perkembangan ilmu pengetahuan teknologi. Adsorbsi chromatogrphy telah membantu untuk menandai kelompok kompisisi minyak mentah dan produk hidrokarbon  sejak permulaan abad ini. Selain itu teknik ini juga dapat menunjukkan residu nikotin dalam darah orang yang duduk di dekat orang yang merokok, dan kromatografi juga dapat memisahkan campuran kompleks seperti minyak bumi yang merupakan campuran dari ratusan senywa yang terkandung di dalamnya. Kromatografi juga dapat digunakan untuk memisahkan klorofil dang pigmen lain dari ekstrak tanaman.
        Dalam percobaan kromatografi selalu berkaitan dengan harga Rf, harga Rf merupakan parameter karateristik pada kromatografi lapis tipis . yang memiliki rumus:
           Rf =
Besarnya jarak yang ditempuh noda tergantung pada beberapa hal anatara lain kelarutan antara noda dan pelarutnya, jika noda dan pelarutnya bekerja dengan prinsip like dissolves like maka noda tersebut akan lebih mudah bergerak. Selain tu kemampuan pelarut untuk bergerak merambat pada kertas saring atau sifat kapilaritas tinggi maka harga Rfnya kan lebih rendah.
        Pada praktikum ini dapat terjadi beberapa kesalahan antara lain jika pelarut  bergerak melampaui tanda batas maka akan sulit menghitung kebenaran harga Rf. Selian itu, jika kesalahan dalam mengukur jarak pelarut setelah kertas saring di oven, maka akan sulit untuk menghitung jaraknya. Dan diusahakan dalam pemberian noda agar sama banyaknya satu dengan yang lainnya.
        Fase diam pada percobaan kromatografi kertas adalah kertas itu sendiri.
Harga Rf dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
a.      Kepolaran ion lain, kepolran ion lain dalam solute atau solven dapat menghambat laju reaksi.
b.      Jenis pelarut, jenis pelarut dipilih berdasarkan jenis kepolaran zat terlarut.
c.      Kelarutan, kelarutan solven harus sama atau mirip agar dapat melarutkan solute.
d.     Waktu, semakin bertambahnya waktu Rfnya juga meningkat.


BAB 5
PENUTUP

5.1.   Kesimpulan
-          Berikut adalah nilai Rf dari tinta dan ekstrak
a.       Untuk pelarut alcohol menghasilkan noda tinta merah Rfnya =  0,9 tinta biru Rf = 1 tinta hitam Rfnya = 1 ekstrak pandan Rf = 0,93 ekstrak mawar Rfnya = 0, 34
b.      Untik pelarut n-heksan menghasilkan Rf untuk semua tinta = 0 ekstrak pandan 0,23 dan ekstrak mawar = 0
c.       Untuk pelarut akuades Rf semua tinta = 1 ekstrak pandan Rfnya = 0 ekstrak mawar Rfnya = 0.    
-          Penggolongan kromatografi berdasarkan fase yang terlibat antara lain:
a.       Kromatografi gas – cair , bila fase gerak berupa gas dan fase diam berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang  inert.  
b.      Kromatografi gas – padat, bila fase gerak yang terlibat berupa gas dan  fase diam berupa padatan yang dapat menyerap/mengadsorbsi
c.       Kromatografi cair – cair, bila fase gerak dan fase diamnya berupa   cairan dimana fase dimnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert.
d.      Kromatografi cair – padat, bila fase geraknya berupa cair sedangkan fase diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat menyerap. 
  Penggolongan kromatografi berdasrkan teknik yang di gunakan antara lain :
a.       Kromatografi kolom
b.      Kromatografi planar ( kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas)
-           Prinsip kromatografi kertas adalah adsorbs dan kepolaran, dimana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam. dan kepolaran komponen berpengaruh kerena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut  jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak.

5.2.   Saran
Dalam menunggu pelarut bergerak atau merabat pada kertas harus lebih lama. Sampai pelari benar – benar sudah tidak merambat sehingga dapat dihasilkan Rf yang akurat.



DAFTAR PUSTAKA

   Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Depkes RI
   Khoplas, S M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press
   Yazied,estien. 2005. Kimia Fisik untuk Paramedis. Yogyakarta. Andi


No comments:

Post a Comment

About Me

Saya seseorang yang bercita-cita menjadi Process Engineer.
Designed By Seo Blogger Templates